Daruma Jepang Adalah
Bentuk alis, simbol umur panjang
Boneka Daruma tidak memiliki kelopak mata, tetapi mempunyai alis berbentuk seperti burung bangau. Adapun kumisnya terlihat seperti cangkang kura-kura.
Di Jepang, pepatah mengatakan bahwa burung bangau hidup 1.000 tahun dan kura-kura hidup 10.000 tahun
Burung bangau dan kura-kura merupakan representasi panjang umur dan kebahagiaan.
Kuil Shorinzan Daruma-ji (Takasaki)
Dibangun pada tahun 1697, Kuil Shorinzan Daruma-ji terletak di Takasaki, Gunma, prefektur yang menyumbang 80% produksi Daruma di Jepang. Di halaman kuil, Anda dapat menemukan daruma dengan beragam ukuran, terselip di setiap sudut dan celah kuil dan bangunannya. Jika Anda datang ke sini, pastikan Anda tidak melewatkan museum Daruma yang memajang koleksi boneka dengan desain unik yang biasanya tidak terlihat.
Bagi yang ingin membeli jimat keberuntungan untuk dibawa pulang, Shorinzan Daruma-ji menawarkan banyak pilihan. Mulai dari patung besar hingga jimat kecil yang bisa disimpan di saku Anda. Tidak hanya itu, Kuil Shorinzan Daruma-ji juga menyelanggarakan pasar boneka setiap tahun pada tanggal 6 dan 7 Januari, yang menampilkan deretan boneka untuk Anda beli.
Asal-Usul Boneka Daruma
Meskipun Bodhidharma hidup berabad-abad lalu, ia hanya dikenal sebagai tokoh legendaris dalam Zen Buddhisme di Jepang dan bukan yang lain. Inkarnasinya menjadi jimat dan boneka populer adalah penemuan terkini.
Ada beberapa cerita yang menyatakan asal-usul sebenarnya boneka itu, tetapi sebagian besar merujuk ke abad-17 di Takasaki, kota di Prefektur Gunma. Di satu cerita, konon seorang biksu yang mengelola kuil setempat merasa lelah membuat jimat baru dan barang-barang keberuntungan untuk petani di sana setiap tahun, karena di akhir tahun, mereka akan membawa jimat lama dan menghancurkannya di sebuah upacara.
Untuk mengatasi hal ini, sang biksu menciptakan boneka Daruma dalam figur Bodhidharma dan mendesainnya agar bertahan jauh lebih lama dari jimat berukuran kecil. Itu karena boneka Daruma dapat disimpan sampai keinginan seseorang terkabul, setelah itu dihancurkan pada suatu upacara.
Cerita kedua mengatakan bahwa para petani menuntut jimat baru. Entah mereka membuatnya sendiri atau meminta biksu untuk mendesainnya. Di kedua cerita tersebut, popularitas boneka Daruma terus tumbuh selama berabad-abad hingga seperti yang kita kenal sekarang.
Mendukung asal-usulnya, Takasaki masih menyumbang lebih dari 80% produksi Daruma di Jepang.
Mengapa Mata Daruma Sering Kosong?
Daruma adalah jimat keberuntungan yang menarik. Apabila jimat lain hanya dipajang, baik sebagai pengingat kekuatan yang terkandung di dalamnya atau untuk menangkal kemalangan, Daruma justru membutuhkan partisipasi aktif dari Anda.
Tujuan keberuntungan Daruma bukan untuk memberikan kesejahteraan umum, melainkan membantu pemiliknya mencapai keinginan. Ketika menerima Daruma, Anda harus membuat keinginan yang diharapkan dapat dicapai dalam waktu dekat, lalu warnai salah satu mata Daruma. Biarkan seperti itu sampai keinginan Anda tercapai. Setiap kali melihat Daruma, Anda akan diingatkan tentang keinginan yang telah dibuat, dan sebagai gantinya, Anda diberikan keberuntungan untuk mencapainya.
Hanya setelah keinginan Anda tercapai, Anda baru bisa mewarnai mata satunya untuk menandakan bahwa tujuan Daruma sudah terpenuhi. Jadi, jika Anda melihat Daruma dengan dua mata, itu berarti seseorang telah berhasil mencapai tujuan atau keinginannya.
Oleb karena itu, Daruma sering diberikan sebagai hadiah untuk orang yang sedang menargetkan sesuatu. Misalnya, bisa masuk ke sekolah/universitas pilihan, lulus ujian, atau mencapai prestasi pribadi seperti menurunkan berat badan atau menyingkirkan kebiasaan buruk.
Asal mula mengapa mata digunakan untuk menggambarkan doa atau harapan berasal dari permainan kata dalam bahasa Jepang. Kata untuk berdoa atau memohon adalah 願掛け(gan-kake) dalam bahasa Jepang, dan "gan" juga merupakan salah satu cara membaca kata "mata" (眼).
Selama zaman Edo, waktu dalam sejarah ketika boneka Daruma pertama kali dibuat, Jepang sering mengalami wabah cacar yang menyebabkan penurunan fungsi mata dan bahkan kebutaan. Orang-orang kemudian memohon perlindungan Daruma dan mulai meminta untuk memasang mata sendiri. Dari sanalah tradisi mengisi mata untuk membuat keinginan bermula.
Bentuk bulat, simbol semangat dan pantang menyerah
Boneka Daruma melambangkan meditasi Bodhidharma dan bentuknya yang bulat juga menunjukkan keuletan atau pantang menyerah.
Meski boneka Daruma baru diciptakan di Jepang pada abad ke-18, asal-usul Daruma berkaitan dengan perjalanan Bodhidharma.
Menurut legenda, Bodhidharma mendapat pencerahan setelah bertapa menghadap dinding selama sembilan tahun.
Konon, ketika menjalani ritual itu, Bodhidharma kehilangan anggota tubuhnya, dan dari peristiwa itulah boneka Daruma dibuat dalam bentuk tanpa anggota tubuh.
Desain Daruma, yang dibuat khusus agar tetap berdiri atau bangun kembali meskipun terjatuh, menggambarkan kegigihan atau keuletan Bodhidharma.
Karakter Daruma itu serupa halnya dengan pepatah Jepang yang berbunyi, "Nana korobi nana yaoki" atau "tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit".
Baca juga: Sejarah Chanoyu, Upacara Minum Teh di Jepang
Boneka yang Dibuat Berdasakan Sosok Biksu - Kisah di Balik Daruma
Boneka Daruma terinspirasi dari Bodhidharma, seorang biksu Buddha yang hidup pada abad ke-5 atau ke-6. Kisahnya cukup legendaris, tetapi tidak ada banyak informasi konkret tentangnya. Namun, satu hal yang pasti, Bodhidharma tersebut bukan berasal dari Cina. Ia pindah ke sana dari suatu tempat di barat, kemungkinan Asia tengah atau India. Ia kemudian menghabiskan hidupnya sebagai misionaris ajaran Buddha dan dikabarkan menjadi orang pertama yang membawa agama Buddha ke Cina. Setelah kematian sang Bodhidharma, ajarannya terus menyebar sampai ke Jepang yang kini dikenal dengan Zen Buddhisme.
Boneka Daruma dibuat dari figur Bodhidharma legendaris ini dengan mengambil beberapa ciri khasnya. Ia dikatakan memiliki mata besar dan janggut yang sangat tebal. Keduanya digambarkan secara berlebihan pada boneka Daruma sehingga memberikan tampilan yang khas.
Tubuh tanpa kaki boneka juga dapat dikaitkan dengan kisah legendaris Bodhidharma. Di titik tertentu dalam hidupnya, Bodhidharma konon tinggal di gua selama 9 tahun untuk bermeditasi. Selama itu, ia hanya menatap dinding, menolak berbicara dengan siapa pun atau melakukan apa pun sehingga kakinya berhenti berkembang karena jarang digunakan. Itulah mengapa boneka Daruma tidak mempunyai tubuh bagian bawah, dan menjadi simbol keberuntungan dari tekad dan pencapaian tujuan.
Mata hitam sebagai simbol harapan
Biasanya boneka Daruma dijual dengan kedua belah mata masih dalam keadaan kosong atau belum diberi warna.
KOMPAS.com - Boneka Daruma merupakan salah satu hasil kerajinan tangan tradisional yang populer di Jepang.
Oleh masyarakat Jepang, boneka Daruma diyakini sebagai simbol keberuntungan dan pembawa nasib baik.
Boneka ini terbuat dari bubur kertas dengan ciri khas warna merah menyala dan berbentuk bulat, tanpa anggota tubuh seperti tangan maupun kaki.
Bagian dasar Daruma diberi pemberat, agar boneka ini tetap berdiri meskipun terjatuh.
Arti Daruma dalam bahasa Jepang adalah Bodhidharma, yakni seorang biksu terkenal dari India yang melakukan perjalanan ke Asia Timur untuk mengajarkan agama Buddha dan dikenal sebagai pendiri Buddha Zen.
Orang yang membeli boneka Daruma pada umumnya memiliki harapan atas sesuatu, dan ingin permohonannya dikabulkan.
Penamaan dan bentuk Daruma memiliki makna atau filosofi yang dalam.
Berikut ini filosofi boneka Daruma.
Baca juga: Matryoshka, Boneka Kayu Ikon Rusia
Mata hitam sebagai simbol harapan
Biasanya boneka Daruma dijual dengan kedua belah mata masih dalam keadaan kosong atau belum diberi warna.
Orang Jepang percaya bahwa sebelum seseorang berkomitmen untuk melakukan suatu usaha, ia hanya mendapatkan Daruma dengan kedua mata kosong.
Supaya harapan atau keinginannya terkabul, maka ia akan menggambar atau menghitamkan salah satu sisi mata Daruma dengan spidol atau tinta, sedangkan untuk sisi lainnya dibiarkan saja.
Dengan membiarkan salah satu sisi mata dalam keadaan kosong diharapkan orang tersebut akan menjadi lebih fokus mengejar harapannya atau tekun berusaha.
Ketika harapan tersebut terkabul, ia bisa menghitamkan sisi mata lainnya.
Baca juga: Samurai: Sejarah, Senjata, Kode Etik, dan Pembubaran
Desain Boneka Daruma dan Simbolnya
Boneka Daruma penuh dengan simbolisme. Segala sesuatu mulai dari bentuk hingga warnanya menunjukkan keterkaitan mistis atau keberuntungan bagi pemiliknya.
Boneka Daruma merupakan bagian dari garis keturunan mainan Jepang "okigari", yang berarti "bangun". Tidak peduli seberapa keras Anda mendorong, boneka itu akan selalu berdiri tegak kembali karena bagian bawahnya yang berbentuk bulat dan pusat gravitasi yang rendah. Ini melambangkan kesuksesan dan tekad untuk berhasil, serta mewujudkan pepatah Jepang yang berbunyi "nana korobi ya oki". Artinya, "jatuh tujuh kali, berdiri delapan kali".
Secara tradisi, boneka Daruma dicat dengan warna merah cerah. Mengingatkan kembali pada Bodhidharma dan biksu Buddha yang mengenakan jubah dengan warna yang sama. Merah juga merupakan warna keberuntungan serta berperan sebagai simbol kesuksesan dan tekad yang dibangun dalam bentuk Daruma.
Baru-baru ini, berbagai warna lain juga mulai dikembangkan, masing-masing dengan keunikan dan keberuntungannya sendiri seperti yang tertulis di bawah:
Seperti disebutkan sebelumnya, wajah boneka Daruma menggambarkan figur Boddhidharma. Janggut di wajah yang berantakan dan tidak terawat adalah hasil dedikasi pertapaannya sebagai seorang biksu. Namun, melewati waktu berabad-abad simbolisme lain juga telah ditambahkan.
Alis besar dan tidak teratur digambar menyerupai bangau, hewan yang dianggap beruntung dan dipuja karena berumur panjang. Begitu pula dengan kumisnya, digambar sedemikian rupa untuk memunculkan citra kura-kura, hewan dalam mitologi Jepang lainnya yang dihormati karena berumur panjang.
Kedua simbol ini ditulis di badan boneka Daruma dengan huruf kanji besar. Ada berbagai kanji berbeda yang dapat Anda temukan di boneka Daruma, dan setiap kanji tersebut memiliki kegunaan dan keberuntungan tersendiri. Biasanya antara mengandung harapan kebahagiaan atau kemenangan, atau untuk mengenang toko / kota tempat Daruma dibeli.
Kuil Katsuo-ji (Osaka)
Terletak di pegunungan di utara Osaka, Kuil Katsuo-ji didirikan pada tahun 727 pada zaman Nara. Sejarah panjangnya yang luar biasa dapat Anda rasakan ketika berjalan melewati halaman kuno kuil. Meskipun Daruma diperkenalkan jauh kemudian dalam sejarah kuil, Katsuo-ji telah dikenal sejak awal sebagai tempat untuk menerima keberuntungan kemenangan, sesuai karakter kanji 勝 (kemenangan) pada namanya. Selama bertahun-tahun, banyak tokoh penting, termasuk jenderal militer samurai, mengunjungi kuil ini untuk berdoa memohon kemenangan dalam pertempuran dan hal lainnya.
Setelah Daruma diciptakan, boneka itu akhirnya menjadi salah satu simbol kuil yang melambangkan kemenangan atas perjuangan seseorang untuk mencapai tujuan. Kini, Anda dapat menemukan boneka-boneka Daruma yang berdesakan di setiap sudut kuil, menciptakan tempat berfoto yang indah.