Rumus Mencari Waktu Tempuh Gelombang

Rumus Mencari Waktu Tempuh Gelombang

Pengertian Periode Gelombang

Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. Sama dengan periode getaran, periode gelombang juga dalam SI satuannya detik atau sekon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persamaan untuk menentukan panjang gelombang lebih mudah diamati dari gelombang transversal dan persamaannya juga dapat berlaku bagi gelombang longitudinal.

Satu gelombang pada tali didefinisikan terdiri atas puncak dan satu lembah, sebuah puncak gelombang bergerak sepanjang satu panjang gelombang dalam satu periode.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang disebut periode dengan lambang (T), sedangkan banyaknya gelombang yang melalui sebuah titik setiap satuan waktu disebut frekuensi (f).

Frekuensi dari Periode

Frekuensi dari Energi Kuantum

h : Konstanta planck (6,626176 x 10-34 Js)

Sebelumnya kita udah mengetahui rumus frekuensi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Nah, bagaimana kalau menghitung frekuensi yang lebih tinggi dan sulit untuk dihitung secara manual menggunakan rumus-rumus di atas?

Caranya adalah dengan menggunakan alat yang bernama Frequency Counter atau Pencacah Frekuensi.

Ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi sinyal elektronik yang berlangsung secara berulang.

Cara kerjanya bagaimana? Frequency Counter ini menggunakan logika digital untuk menghitung jumlah siklus selama interval waktu yang ditetapkan.

Kemudian, hasilnya akan langsung ditampilkan pada layar digital alat tersebut.

Frekuensi dari Jumlah Getaran dan Waktu

t : Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan getaran (s)

Contoh Soal Frekuensi dan Pembahasan

Supaya kamu makin paham tentang cara menghitung frekuensi, coba perhatikan contoh soal dan pahami pembahasannya di bawah ini yuk!

Oh iya, siapkan juga alat tulis untuk kamu mencoba sendiri contoh soalnya ya, guys.

Waktu yang dibutuhkan sebuah gelombang untuk menyelesaikan satu getaran adalah 0,32 detik. Berapakah frekuensi gelombang ini?

Diketahui: T = 0,32 detik.

f = 1/T = 1/0,32 = 3.125 Hz

Jadi, frekuensi gelombangnya adalah 3.125 Hz.

Sebuah radiasi gelombang elektromagnetik tertentu memiliki panjang gelombang 573 nm saat melewati ruang hampa. Cepat rambat gelombang tersebut adalah 3,00 x 108 m/s.

Berapa frekuensi gelombang elektromagnetik tersebut?

Diketahui: 𝜆 = 573 nm = 5,73 x 10-7 m atau 0,000000573; C = 3,00 x 108 m/s

f = C/𝜆 = 3,00 x 108 / 5,73 x 10-7 = 5,24 x 1014 Hz.

Nah, itu dia penjelasan mengenai rumus frekuensi. Sekarang udah paham ‘kan, ternyata menghitung frekuensi mudah juga ya, guys. Semoga informasi di atas bermanfaat ya.

Baca Juga Artikel Fisika Lainnya

Rumus Periode Gelombang

Dikutip dari buku Fisika Kelompok Teknologi, rumus periode gelombang dapat ditulis yaitu:

n = banyaknya gelombang (buah)

Rumus periode jika yang diketahui frekuensi, yaitu:

Rumus periode jika yang diketahui cepat rambat gelombang dan panjang gelombang, yaitu:

V = cepat rambat gelombang (m/v)

λ = Panjang gelombang

Contoh Soal Rumus Periode

1. jika waktu untuk bergerak dari A- B adalah 3 detik dengan mencapai ¼ gelombang, berapakah periode gelombang?

Jumlah gelombang A-B (n) = ¼ gelombang

waktu yang diperlukan (t) = 3 detik

2. berapakah periode suatu gelombang jika diketahui frekuensi gelombang adalah 10 Hz?

T = 1/f = 1/10 Hz = 0,1 Sekon

3. suatu gelombang memiliki panjang gelombang 100 m dan cepat rambat 25 m/s. hitunglah periodenya!

Demikian penjelasan tentang rumus periode gelombang dan contohnya. Semoga bermanfaat untuk detikers!

YOGYAKARTA - Jalur Kereta Api Jakarta-Surabaya dengan jarak 720 km apabila nantinya menggunakan kereta api cepat, akan lebih efisien waktu tempuh yang semula 9 jam, maka dapat disingkat menjadi 5 jam 30 menit. Demikian disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi saat menghadiri Seminar "Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya" di Auditorium Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Kamis (7/12).

"Kita ingin mengubah yang biasanya waktu tempuh tercepat Jakarta-Surabaya saat ini adalah 9 jam dengan kereta semi cepat akan menjadi 5 sampai 5,5 jam. Artinya dalam satu hari satu malam kereta bisa bolak balik (Jakarta-Surabaya) sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara," jelas Menhub Budi.

Sedangkan untuk mencapai waktu tempuh tersebut nantinya kecepatan kereta semi cepat rata-rata 145 km/jam dengan pemberhentian maksimal 3 stasiun.

"Kecepatannya maksimal 160 km/jam dengan average 145 km/jam dengan berhenti di dua atau maksimal tiga stasiun. Paling tidak (berhenti) di Cirebon dan Semarang," ujar Budi Karya.

Menhub juga mengatakan jalur yang digunakan untuk kereta semi cepat adalah rel eksisting. Selain banyak titik simpul, tetapi dengan menggunakan rel eksisting akan lebih murah.

"Kita gunakan rel eksisting karena banyak simpul yang memiliki titik ekonomi di masing-masing kota seperti Brebes, Pekalongan, Tegal dan Semarang. Kemudian kalau di tempat (rel) eksisting murah, tidak ada pembebasan tanah," terang Menhub Budi.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan sebelum proyek kereta semi cepat dimulai, secara bertahap akan diselesaikan perlintasan sebidang agar tidak mengganggu perjalanan kereta api.

"Secara bertahap kita akan menyelesaikan 800 sampai 900 perlintasan sebidang karena mengganggu perjalanan kereta api yang sering mengakibatkan kecelakaan. Kemudian kita akan selesaikan (kereta semi cepat) tahap Jakarta-Semarang pada tahun 2020," papar Budi Karya.

Oleh karenanya melalui seminar ini, Menhub berharap mendapat masukan dan sumbang saran untuk penyempurnaan usulan peningkatan kecepatan kereta api koridor Jakarta-Surabaya yang saat ini dalam proses pengerjaan prastudi kelayakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Saya apresiasi seminar ini karena memberikan kesempatan sosialisasi dan juga ingin mendapatkan masukan-masukan dari berbagai pihak termasuk para ahli, karena ini merupakan satu proyek besar dengan teknologi yang handal," pungkas Budi Karya.

Sebagai informasi, dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN) adalah melakukan optimalisasi jaringan eksisting melalui program peningkatan jalur, rehabilitasi, reaktivasi lintas non operasi serta peningkatan kapasitas lintas dengan cara membangun jalur ganda dan shortcut. Untuk itu sebagai implementasi akan dikembangkan jaringan dan layanan kereta api cepat pada lintas : Merak - Jakarta - Cirebon - Semarang - Surabaya - Banyuwangi, yang akan dilakukan secara bertahap yaitu : Tahap I (2021-2028) lintas Jakarta-Surabaya, Tahap II (2028-2030) lintas Surabaya-Banyuwangi dan Tahap III (2028-2030) lintas Jakarta-Merak.

Turut hadir dalam seminar diantaranya Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni Paripurna, Kepala BPPT Unggul Priyanto, Wakil Dubes Jepang Bidang Ekonomi Mari Takada, serta perwakilan tim Korea Railway Network Authority dan German Expert. (LFH/TH/AL/BI)

Langgam.id - Waktu tempuh perjalanan darat menuju Ibu Kota Jakarta dari Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) kini tidak butuh waktu lama. Hal ini dampak besar manfaat adanya Jalan Tol Kayu Agung- Palembang.

Moda transportasi darat tertua di Sumbar yaitu bus NPM, salah satu yang memanfaatkan ruas jalan tol tersebut. Waktu tempuh yang dilalui dari Padang ke Jakarta pun kini hanya 26-30 jam.

Baca juga: Kurang Dana Rp 60 Triliun, Proyek Tol Trans Sumatra Terancam Berhenti

Pengurus Pool NPM di Padang, Hariando mengatakan, biasanya waktu tempuh Padang ke Jakarta melewati lintas tengah memakan waktu hingga mencapai 48 jam. Adanya jalan tol membuat perjalanan lebih aman, praktis serta efisien.

"Kalau normal rata-rata 26-30 jam Padang-Jakarta sejak pemakaian tol dari Palembang masuk ke Lampung. Itu kami sudah tiga kali pemberhentian istirahat," kata Hariando saat ditemui langgam.id di Pool NPM Padang, Kamis (28/1/2021).

"Pokoknya adanya tol itu sangat membantu. Padang-Jakarta tidak seperti yang dibayangkan kayak dulu," sambungnya.

Tak hanya soal waktu, Hariando mengungkapkan, dari segi pengeluaran bahan bakar minyak juga lebih hemat jika melewati tol. Jika melalui jalur lintas tengah, bisa menghabiskan satu ton biosolar.

"Sekarang pengeluaran bahan bakar minyak kurang dari itu, karena melewati tol. Karena waktu terpangkas dan jarak juga," jelasnya.

Diakuinya saat ini masyarakat banyak beralih mengunakan moda transportasi darat. Peningkatan tersebut terjadi sejak beberapa bulan belakangan.

"Mungkin penerbangan juga ribet sekarang. Sedangkan melalui darat sudah hemat waktu, kan. Dibandingkan hari biasa itu, peningkatan bisa 70 persen," ujarnya.

Dalam sehari, perusahaan NPM dapat memberangkatkan sebanyak 10 unit armada bus. Keberangkatan itu melalui empat pool yang ada di Sumbar, di antaranya Padang, Bukittinggi, Pariaman dan Payakumbuh.

Keberangkatan dilakukan setiap hari pada pukul 10.00 WIB. Setiap satu armada bus, berkapasitas 40 unit kursi penumpang. Harga tiket Padang-Jakarta mengunakan bus NPM pun kini tergolong murah.

"Tiket untuk bus eksekutif plus itu Rp450 ribu. Di antaranya mendapatkan fasilitas bantal, area smoking dan colokkan untuk cas handphone," ucap Hariando.

Penumpang juga dapat memilih tipe bus yang lain jika tidak ingin bus tipe ekslusif plus. Perusahaan NPM juga menyediakan tipe bisnis AC dengan harga yang lebih miring sebesar Rp350 ribu. (Irwanda/ABW)

Rumus Mencari G-FORCE & RPM

Artikel ini akan membahas tentang rumus frekuensi, termasuk pengertian dan contoh soalnya.

Seringkali kita mendengar kata frekuensi di mata pelajaran Fisika atau dalam kehidupan sehari-hari. Coba ingat-ingat lagi, kira-kira kata frekuensi biasanya muncul saat topik apa yang sedang dibahas?

Yap, frekuensi erat kaitannya dengan gelombang, entah itu bunyi atau cahaya. Secara garis besar, frekuensi adalah jumlah, baik itu jumlah getaran, pemakaian, siklus, ataupun peristiwa.

Namun, yang akan aku bahas kali ini akan berfokus pada frekuensi dalam Fisika.

Kira-kira frekuensi kalau di dalam Fisika itu apa sih? Lalu, bagaimana rumus frekuensi? Nah, di dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai seluk beluk frekuensi. Jadi, keep reading ya, guys!

Sebelum jauh membahas, kita harus tau dulu pengertian frekuensi nih. Secara Fisika, frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi atau dihasilkan setiap satu detik.

Menurut sistem Satuan Internasional (S1), satuan frekuensi adalah Hz (Hertz). Hal itu merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada Heinrich Rudolf Hertz atas kontribusinya dalam bidang elektromagnetisme.

Hertz menyebutkan bahwa frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang dihasilkan setiap satu detik. Jadi, supaya lebih mudah, kamu bisa ingat ini ya: 1 Hertz = 1 gelombang per detik.

Oh iya, simbol frekuensi adalah f. Frekuensi ini nantinya akan berhubungan erat dengan periode (T).

Tahukah kamu kalau ternyata rumus frekuensi gak hanya satu lho. Yap, ada beberapa dan kamu bisa menggunakannya sesuai dengan kebutuhan.

Kamu bisa mencari frekuensi dari panjang gelombang, jumlah getaran dan waktu, periode, cepat rambat gelombang, atau energi kuantum dan konstanta planck.

Nah, penasaran ‘kan seperti apa rumus masing-masingnya? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini!

Frekuensi dari Kecepatan dan Panjang Gelombang

v : kecepatan gelombang (m/s)

𝜆 : panjang gelombang (m).

Dalam pelajaran fisika, terdapat pembahasan mengenai gelombang. Gelombang adalah getaran dari satu titik ke titik lainnya, terdapat beberapa unsur gelombang seperti cepat rambat gelombang, frekuensi, periode gelombang, dan panjang gelombang. artikel ini akan membahas rumus periode gelombang.

Rumus Periode gelombang digunakan untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang.

Frekuensi dari Cepat Rambat Gelombang

C : Cepat rambat gelombang (m/s)

𝜆 : Panjang gelombang (m)